BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada zaman sekarang
kebutuhan energi listrik di Indonesia semakin meningkat. Krisis listrik ini
sudah sejak lama menjadi persoalan dan telah dipredikasi oleh banyak ahli
energi di Indonesia sejak sepuluh tahun yang lalu. Kebutuhan energi dapat
meningkat secara bertahap, baik ditinjau dari kapasitasnya, kualitasnya maupun
ditinjau dari tuntutan distribusinya.
Konsumsi listrik di
Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional. Komsumsi listrik Indonesia yang begitu besar akan
menjadi masalah bila dalam penyediaannya tidak sejalan dengan kebutuhan.
Kebutuhan pasokan energi listrik yang terus-menerus dan berkualitas menjadi
tuntutan yang harus dipenuhi oleh negara.
Pengembangan
energi alternative baru dan terbarukan sedang digalakan melalui
kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasi
pemanfaatan sumber energi terbarukan. Dan juga untuk mengatasi krisis
sumber energi dan pemanasan global yang di akibatkan dari penggunaan
sumber energi fosil.
Energi terbarukan
berasal dari proses alami dan kemungkinan tidak akan pernah habis.
Energi terbarukan adalah energi dari sumber yang alami regenerasi dan hampir
tidak terbatas, salah satunya adalah energi angin. Peningkatan penggunaan
energi terbarukan bisa mengurangi pembakaran bahan bakar fosil (batubara,
minyak bumi, dan gas alam) serta menghilangkan polusi udara yang terkait dengan
emisi karbon dioksida, dan berkontribusi untuk kemandirian energi nasional,
keamanan ekonomi dan politik.
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga angin?
2.
Apa saja komponen pada pembangkit
listrik tenaga angin?
3.
Bagaimana proses pembangkit listrik
tenaga angin?
4.
Apa saja jenis pembangkit listrik tenaga
angin?
5.
Apa kelebihan dan kekurangan dari pembangkit
listrik tenaga angin?
6.
Bagaimana perkembangan pembangkit
listrik tenaga angin di Indonesia dan dunia?
1.3
Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari pembahasan makalah ini yaitu:
1.
Mengetahui pengertian dari pembangkit
listrik tenaga angin.
2.
Mengetahui komponen-komponen pada
pembangkit listrik tenaga angin.
3.
Mengetahui proses pembangkit listrik tenaga
angin.
4.
Mengetahui jenis pembangkit listrik
tenaga angin.
5.
Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan
pada pembangkit listrik tenaga angin.
6.
Perkembangan pembangkit listrik tenaga
angin di Indonesia dan dunia
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit listrik
tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai
sumber energi untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit ini dapat merubah
energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir
angin. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para
petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin
terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya
dan lebih dikenal dengan Windmill.
Saat ini turbin angin
lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan
menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat
diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin
masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (Contoh:
PLTD,PLTU,dll) turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena
dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya
alam tak terbaharui (Contoh : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar
untuk membangkitkan listrik.
Secara
umum, sistem alat ini memanfaatkan tiupan angin untuk memutar
motor. Hembusan angin ditangkap baling-baling, dan dari putaran
baling-baling tersebut akan dihasilkan putaran motor yang selanjutnya
diubah menjadi energi listrik.
Perhitungan
daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r
adalah :
V =
kecepatan angin pada waktu tertentu.
Umumnya daya efektif
yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus
di atas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup
eksak.
2.2
Komponen-Komponen Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Angin
Gambar
2.1 Bagian Dalam Pada Turbin Angin
Sesuai susunan dan fungsi dari beberapa komponen penting dalam turbin
pembangkit listrik tersebut, maka dapat diuraikan tugas dan fungsinya
masing-masing :
1.
Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin
angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas angin yang menghembus menyebabkan turbin
tersebut berputar.
2.
Rotor: Bilah kipas bersama porosnya
dinamakan rotor Tower (Menara): Menara bisa dibuat dari pipa baja, beton,
ataupun rangka besi. Karena kencangnya angin bertambah dengan seiring dengan
bertambahnya ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar tenaga angin yang
didapat.
3.
Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah kipas
dapat diatur sudutnya sesuai dengan kecepatan rotor yang dikehendaki.
Tergantung kondisi angin yang terlalu rendah atau terlalu kencang.
4.
Brake (Rem): Suatu rem cakram yang dapat
digerakkan secara mekanis dengan bantuan tenaga listrik atau hidrolik untuk
menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
5.
Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah):
Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
6.
Gear box (Roda Gigi): Roda gigi
menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi sekitar 1000-1800 rpm. Ini merupakan
tingkat putaran standar yang disyaratkan untuk memutar generator listrik.
7.
Generator: Generator pembangkit listrik,
biasanya sekarang disebut alternator arus bolak-balik.
8.
Controller (Alat Pengontrol): Alat
Pengontrol ini men-start turbin pada kecepatan angin kira-kira 12-25 km/jam,
dan kemudian mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di
atas 90 km/jam. Hal ini dikarenakan tiupan angin yang terlalu kencang dapat
merusakkannya.
9.
Anemometer: Mengukur kecepatan angin dan
mengirim data angin ke alat pengontrol.
10.
Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah
angin, berhubungan dengan penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan
dengan arah angin.
11.
Nacelle (Rumah Mesin): Rumah mesin ini
terletak di atas menara . Di dalamnya berisi gearbox, poros putaran
tinggi/rendah, generator, alat pengontrol, dan alat pengereman.
12.
High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi):
Berfungsi untuk menggerakkan generator.
13.
Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak
arah memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang menghadap angin.
Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan
alat ini.
14.
Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor
listrik yang menggerakkan Yaw drive.
15. Tower
(Menara): Menara yang terbuat dari baja tabung
beton atau kisi baja. Karena kecepatan angin meningkat dengan tinggi, menara
tinggi memungkinkan turbin untuk menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan
listrik lebih banyak.
2.3
Proses Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Suatu
pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
bebrapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik.
Energi angin memutar
turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan
menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk
menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu
diteruskan untuk memutar rotor pada generator di bagian belakang turbin angin.
Generator mengubah energi gerak menjadi energi listrik dengan teori medan
elektromagnetik, yaitu poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu di sekeliling poros terdapat stator yang
bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator
yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan
arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan.
2.4 Jenis Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Turbin
angin memanfaatkan energi kinetik dari angin dan mengkonversinya menjadi energi
listrik. Ada dua jenis turbin angin yang utama:
1. Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH)
Turbin Angin Sumbu Horizontal Turbin angin sumbu
horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak
menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin
(baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada
umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo
motor. Sebagian besar memiliki sebuah gear box yang mengubah perputaran kincir
yang pelan menjadi lebih cepat berputar. Sebuah menara
menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah
anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong
menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu
diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan.
Turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara,
dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind
(melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind
(menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar
mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat
kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka
dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.
Gambar 2.2 Turbin Angin
Sumbu Horizontal
a.
Kelebihan TASH :
·
Lebih mudah
start dari kondisi diam dengan angin berkecepatan rendah.
·
Menghasilkan
putaran per menit (RPM / Rotary Per Minute) yang lebih tinggi.
·
Lebih bisa
memanfaatkan perbedaan kecepatan angin akibat perbedaan ketinggian karena
perletakannya di atas tiang atau menara.
b.
Kelemahan TASH :
·
Torsi yang dihasilkan lebih kecil.
·
Memerlukan pengarah (yaw) agar permukaan
bilah selalu menghadap arah datangnya angin.
·
Memerlukan tiang yang tinggi.
·
Sulit untuk membangun turbin berukuran
besar, baik secara konstruksi maupun pengoperasiannya, sehingga nyaris tidak
mungkin untuk diaplikasikan pada pembangkit daya besar.
·
Biaya konstruksi lebih mahal.
·
Tingkat kebisingan lebih tinggi.
·
Rentan terhadap badai, oleh sebab itu
biasanya dipasangkan rem untuk mengurangi kecepatan putar saat angin bertipu
sangat kencang.
2. Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV)
Turbin angin sumbu vertikal memiliki bilah yang
memanjang dari atas ke bawah. Turbin angin jenis ini yang paling umum adalah
turbin angin Darrieus, dinamai sesuai dengan nama insinyur Perancis Georges
Darrieus yang desainnya dipatenkan pada tahun 1931. Jenis turbin angin vertikal
biasanya berdiri setinggi 100 meter dengan lebar 50 kaki.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox
bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih
mudah diakses untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain
menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya
yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas)
bisa saja tercipta saat kincir berputar.
Karena
sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat
ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan.
Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia
adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang
lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya kebisingan
dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau
mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara
turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi
energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
Gambar
2.3 Turbin Angin Sumbu Vertikal
a.
Kelebihan TASV :
·
Mempunyai torsi yang lebih besar.
·
Tidak memerlukan tiang atau menara yang
tinggi.
·
Tidak memerlukan pengarah (yaw).
·
Karena konstruksinya yang dekat dengan
tanah memungkinkan dibangun dalam skala besar dan memungkinkan pembangunan
pembangkit berdaya besar.
·
Tingkat kebisingan lebih rendah.
·
Biaya konstruksi lebih murah.
·
Lebih tahan terhadap badai.
b. Kelemahan
TASV :
·
Lebih sulit
start dari posisi diam, membutuhkan angin berkecepatan lebih tinggi.
·
Putaran per
menit lebih rendah.
·
Efisiensi lebih
kecil karena adanya hambatan pada bilah yang berlawanan.
·
Tidak bisa
memanfaatkan perbedaan kecepatan angin akibat perbedaan ketinggian.
2.5
Kelebihan Dan Kekurangan Dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin
1.
Kelebihan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin
·
Sumber energi terbarukan. Angin
merupakan salah satu sumber energi terbarukan. Dikatakan menjadi sumber energi
terbarukan karena sumber energi angin tidak akan pernah habis, tidak seperti
minyak bumi.
·
Tidak menimbulkan emisi. Listrik yang
dihasilkan oleh angin tidak menimbulkan emisi yang bisa menyebabkan hujan asam
ataupun gas rumah kaca. Seperti yang Anda ketahui penggunaan bahan bakar fosil
dapat menyebabkan hujan asam. Hujan asam yang terjadi pun dapat mempengaruhi
kehidupan di bumi, seperti ikan dan tumbuhan mati, besi berkarat dan lainnya.
·
Ramah lingkungan. Selain terbarukan,
energi angin merupakan salah satu sumber energi alternatif yang jika digunakan
tanpa mencemari lingkungan.
·
Menggunakan tempat yang lebih kecil.
Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya, energi angin hanya
membutuhkan beberapa meter untuk membentuk pondasi turbin angin. Tentu saja
tanah di sekitar turbin dapat digunakan untuk keperluan lainnya, salah satunya
yaitu untuk pertanian.
2.
Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin
·
Tidak mudah untuk diprediksi. Sama
seperti pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin juga
tidak mudah untuk diprediksi. Meskipun sumber terbarukan, akan tetapi sumber
energi angin kurang dapat diandalkan untuk ada terus menerus.
·
Memerlukan biaya yang tinggi. Seperti
yang kita ketahui, biasanya pembangkit listrik yang satu ini dibangun di tempat
yang jauh dari sumber beban. Dan tentu saja semua itu membutuhkan transmisi
dengan biaya yang cukup tinggi.
·
Biaya perawatan tinggi. Selain itu,
biaya perawatan atau cost maintenance turbin angin juga sangatlah tinggi. Hal
ini dikarenakan turbin angin memiliki beberapa bagian yang mudah rusak seiring
dengan berjalannya waktu.
·
Ancaman bagi kehidupan liar. Ini dikarenakan
burung yang sedang terbang bebas dapat terbunuh ataupun terluka jika terbang
menuju ke arah turbin angin tersebut.
·
Membutuhkan turbin angin yang banyak.
Untuk menghasilkan listrik yang sama dengan pembangkit fosil. Dibutuhkan turbin
angin yang banyak, dengan begitu dibutuhkan pula area yang luas.
2.6
Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga
Angin di Indonesia dan Dunia
Pada
saat ini, sistem pembangkit listrik tenaga angin mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai sumber energi alernatif yang bersih, aman, serta ramah lingkungan
serta kelebihan-kelebihan lain yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Turbin
angin skala kecil mempunyai peranan penting terutama bagi daerah-daerah yang
belum terjangkau oleh jaringan listrik. Pemanfaatan energi angin merupakan
pemanfaatan energi terbaru yang paling berkembang saat ini.
Berdasarkan
laporan tengah tahun 2012 The World Wind Energy Association (WWEA), total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin diseluruh dunia telah mencapai
254.000 MW atau 254 GW. Jumlah tersebut sudah merupakan penambahan 16.546 MW
selama enam bulan pertama tahun 2012. Hal ini menunjukkan 10 % lebih sedikit
jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2011, yaitu terdapat
penambahan 18.405 MW. Amerika, Spanyol dan China merupakan
negara terdepan dalam pemanfaatan energi angin.
Gambar
2.4 Total Kapasitas Terpasang Turbin
Angin Pada Tahun 2010 Sampai 2012 [MW]
Kapasitas
global tumbuh sekitar 7 % dalam 6 bulan (2 % lebih sedikit dibandingkan dengan
tahun 2011 untuk periode yang sama) dan 16,4 % dari basis tahunan (mid-2012
dibandingkan dengan mid-2011). Perbandingannya, pertumbuhan tahunan tahun 2011
adalah 20,3 %.
Berdasarkan
laporan akhir tahun 2011 The World Wind Energy Association (WWEA), Indonesia
menempati urutan ke 84 dalam kaitan total kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga
Bayu (PLTB) serta penambahan kapasitas ditahun 2011. Peringkat ini merosot dari
yang pada akhir tahun 2010 menempati peringkat 74. Di akhir tahun 2011, total
kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang dimiliki oleh Indonesia
hanya 1,4 MW dan hal tersebut tidak ada penambahan kapasitas jika dibandingkan
dengan tahun 2010.
Pada
akhir tahun 2007 telah dibangun kincir angin pembangkit dengan kapasitas kurang
dari 800 watt dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau Selayar tiga
unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka Belitung,
masing-masing satu unit. Kemudian, di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin
pembangkit berkapasitas masing-masing 80 kilowatt (kW) mulai dibangun. Mengacu
pada kebijakan energi nasional, maka Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW) pada tahun 2025.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas dapat kita simpulkan:
·
Pembangkit listrik tenaga angin adalah
suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk
menghasilkan energi listrik.
·
Pembangkit listrik tenaga angin dapat
merubah energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin
atau kincir angin.
·
Proses terbentuknya energi angin yaitu angin
disebabkan oleh pemanasan sinar matahari yang tidak merata di atas permukaan
bumi. Udara yang lebih panas akan mengembang menjadi ringan dan bergerak naik
ke atas.
·
Komponen utama dari pembangkit listrik
tenaga angin yaitu turbin angin (wind turbine) yang di dalamnya terdapat
komponen-komponen seperti Blades (Bilah Kipas), Rotor, Pitch (Sudut Bilah
Kipas), Brake (Rem), Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah), Gear box (Roda
Gigi), Generator, Controller (Alat Pengontrol), Anemometer, Wind vane (Tebeng
Angin), Nacelle (Rumah Mesin), High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi), Yaw
drive (Penggerak Arah), Yaw motor (Motor Penggerak Arah), Tower (Menara).
·
Cara kerja dari pembangkitan
listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin angin.
Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas. Kemudian angin akan
memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator
di bagian belakang turbin angin. Generator inilah yang akan menghasilkan
energi listrik.
·
Keuntungan utama dari penggunaan
pembangkit listrik tenaga angin adalah sifatnya yang terbarukan. Namun selain
kelebihan yang ada, pembangkit ini juga memiliki kekurangan, antara lain
membuat lebih buruk dampak visual, menyebabkan derau suara, beberapa masalah
ekologi, dan keindahan.
3.2
Saran
Saran yang dapat
diberikan terhadap pembahsan ini adalah agar sumber energi angin dapat lebih dimanfaatkan
lagi dan pemerintah mau membangun turbin angin sehingga krisis energi listrik di Indonesia
dapat di optimalkan dengan baik, agar apabila nanti bahan bakar fosil sudah
habis kita sudah membangun banyak turbin angin.
DAFTAR PUSTAKA
http://rezarizkiii.blogspot.co.id/2015/01/bab-i-pendahuluan-1.html
https://refiputrihandayani.wordpress.com/2015/10/04/makalah-pembangkit-listrik-tenaga-angin/
https://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin
http://lugiromadoni.blogspot.co.id/
http://sihunkorean.blogspot.co.id/2014/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga_56.html
http://beritain.online/2017/01/10/mengenal-pembangkit-listrik-tenaga-bayu-bagian-1/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar