BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam
dunia kelistrikan, kita mengenal suatu alat yang disebut motor listrik dan
generator listrik. Secara sederhana, generator listrik berfungsi untuk mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik sedangkan motor listrik berfungsi
untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Dari kedua fungsi masing-masing alat
tersebut terdapat hubungan. Sebuah generator akan bekerja dengan
dibantu motor listrik untuk menggerakkan generator tersebut. Namun pada skala
besar, seperti pada PLTA, generator akan dibantu turbin untuk menggerakan
generator tersebut. Dari fungsi generator tersebut, menjadikan alat ini sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Generator itu sendiri ada dua macam,
yaitu generator DC (arus searah) dan generator AC (arus bolak-balik). Perbedaan
mendasar dari kedua generator ini adalah pada sumber tegangan yang dihasilkan.
Dalam
kehidupan sehari-hari, semakin banyak peralatan elektronika yang menggunakan
listrik sebagai sumber utama. Apabila terjadi listrik padam dalam sehari saja,
maka sebagian aktifitas manusia akan terhambat. Oleh karena itu
dalam makalah ini, saya mencoba untuk menjelaskan tentang
generator listrik khususnya generator DC (searah).
Motor arus
searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor DC telah
membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang
disebut AC Shunt Motor. Motor DC telah memunculkan kembali
Silicon Controller Rectifier yang digunakan untuk memfasilitasi kontrol
kecepatan pada motor. Mesin listrik dapat berfungsi sebagai motor listrik
apabila didalam motor listrik tersebut terjadi proses konversi dari energi
listrik menjadienergi mekanik. Motor listrik merupakan perangkat
elektromagnetis yang mengubah energilistrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk, misalnya memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor dan mengangkat bahan. Motor listrik digunakan
juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
terkadang disebut “kuda kerja” nya industri sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Sedangkan untuk
motor DC itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada motor
DC kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor DC sering
dimanfaatkan sebagai penggerak pintu geser otomatis dan dalam rangkaian robot
sederhana.
Motor DC
memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia
industri. Motor DC memudahkan pekerjaan sehingga proses industri
dapat berjalan efisien. Semakin banyak industri yang berkembang, maka akan
semakin banyak mesin yang digunakan. Semakin banyak mesin yang digunakan, maka
semakin banyak penggunaan motor DC. Oleh karena itu sangat penting untuk
mengetahui dan mengerti pengertian motor DC, prinsip kerja, jenis-jenis
motor DC, aplikasi dan perhitungan motor DC.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan generator DC?
2.
Bagaimana konstruksi generator DC?
3.
Apa saja komponen-komponen penyusun generator DC?
4.
Bagaimana prinsip kerja generator DC?
5.
Apa yang dimaksud dengan jangkar generator DC?
6.
Apa yang dimaksud dengan reaksi jangkar generator DC?
7.
Apa saja jenis-jenis generator DC?
8.
Apa saja karakteristik generator DC?
9.
Apa saja rugi-rugi yang terjadi pada generator DC?
10.
Apa saja kelebihan dan kekurangan generator DC?
11.
Bagaimana aplikasi penggunaan generator DC dalam kehidupan sehari-hari?
12. Apakah yang dimaksud dengan motor
DC?
13. Bagaimana konstruksi motor DC?
14. Apa prinsip kerja dari motor DC ?
15. Apa yang dimaksud dengan reaksi
jangkar motor DC?
16. Apa jenis-jenis dari motor DC?
17. Apa saja karakteristik motor
DC?
18. Apa aplikasi dari penggunaan motor DC?
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian generator DC.
2.
Untuk mengetahui konstruksi generator DC.
3.
Untuk mengetahui komponen-komponen penyusun generator DC.
4.
Untuk mengetahui prinsip kerja generator DC.
5.
Untuk mengetahui jangkar generator DC.
6.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan reaksi jangkar generator DC.
7.
Untuk mengetahui jenis-jenis generator DC.
8.
Untuk mengetahui karakteristik generator DC.
9.
Untuk mengetahui apa saja rugi-rugi yang terjadi pada generator DC.
10. Untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan generator DC.
11. Untuk mengetahui bagaimana
mengaplikasikan penggunaan generator DC dalam kehidupan sehari-hari.
12. Untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan motor DC.
13. Untuk mengetahui konstruksi
motor DC.
14. Untuk mengetahui
prinsip kerja motor DC.
15. Untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan reaksi jangkar motor DC.
16. Untuk mengetahui jenis-jenis motor DC.
17. Untuk mengetahui karakteristik motor
DC.
18. Untuk mengetahui
aplikasi dari penggunaan motor DC.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Generator DC
Generator DC adalah suatu mesin
yang dapat mengubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. Secara umum generator DC adalah tidak
berbeda dengan motor DC kecuali pada arah aliran daya. Berdasarkan cara
memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah (DC)
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu generator berpenguatan bebasdan
generator berpenguatan sendiri. Generator DC berpenguatan bebas merupakan
generator yang mana arus medannya di suplai dari sumber DC eksternal. Tegangan
searah yang dipasangkan pada kumparan medan yang mempunyai tahanan akan
menghasilkan arus dan menimbulkan fluks pada kedua kutub. Tegangan induksi akan
dibangkitkan pada generator.
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC (arus
searah). Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis
berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap
jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
a.
Generator
penguat terpisah
b.
Generator
shunt
c.
Generator
kompon
Suatu mesin listrik (baik generator ataupun motor) akan berfungsi bila
memiliki, yaitu:
a. Kumparan medan, untuk menghasilkan medan magnet.
b. Kumparan jangkar, untuk mengimbaskan ggl pada
konduktor – konduktor yang terletak pada alur – alur jangkar.
c. Celah udara, yang memungkinkan berputarnya jangkar
dalam medan magnet.
Keterangan :
-
Energi Mekanis : memutar kumparan kawat penghantar dalam medan magnet
ataupun sebaliknya memutar magnet diantara kumparan kawat penghantar.
-
Energi Listrik : energi yang dihasilkan oleh generator tersebut adalah arus
searah (DC) atau arus bolak-balik (AC), hal ini tergantung dari susunan atau
konstruksi dari generator, serta tergantung dari sistem pengambilan arusnya.
2.2. Konstruksi Generator DC
Pada
umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet permanent dengan 4-kutub
rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban lebih, starter
eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian
rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
Gambar 1.
Konstruksi Generator DC
Keterangan gambar :
1.
Rangka Stator
Rangka Stator dibuat dari besi tuang. Rangka stator
merupakan rumah dari bagian-bagian lain dalam generator. Fungsi utamanya adalah
sebagai tempat untuk mengalirnya fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub
magnet.
2.
Inti Kutub Magnet
Inti kutub magnet, berfungsi sebagai tempat terjadinya
fluks magnet. Untuk generator dengan kapasitas kecil digunakan magnet permanen,
dan untuk generator kapasitas besar digunakan magnet buatan (elektromagnetik).
3.
Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar. Pada Genenrator
DC jangkar yang digunakanbiasanya berbentuk silinder yang pada bagian
permukaannya diberi alur-alur sebagai tempat kawat-kawat lilitan. Bahan yang
digunakan untuk pembuatan jangkar dari bahan ferromagnetic yang dibuat berlapis-lapis.
4.
Sikat-sikat
Sikat-sikat berfungsi sebagai penghubung aliran arus
listrik dari lilitan jangkar dengan beban. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
sikat-sikat dari arang.
5.
Kawat Lilitan Jangkar
Kawat Lilitan jangkar adalah tempat terbentuknya ggl
induksi. Dalam satu alur terdiri atas beberapa kawat yang disebut dengan
kumparan. Antara kumparan satu dengan lainnya dihubungkan secara seri.
6.
Komutator
Komutator digunakan sebagai penyearah (komutasi).
Komutator pada prinsipnya mempunyai bentuk yang sama dengan cincin yang dibelah
menjadi dua yang dipisahkan dengan bahan penyekat. Masing-masing komutator
dihubungkan dengan sisi kumparan tempat terjadinya ggl induksi.
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator adalah bagian mesin DC yang diam, dan bagian rotor adalah bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri dari:
rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor.
Bagian yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara
rutin adalah sikat arang yang akan memendek dan harus diganti secara periodik
atau berkala. Komutator harus dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang
menempel dan serbuk arang yang mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas
halus untuk membersihkan noda bekas sikat arang.
2.3. Komponen-komponen Penyusun Generator DC
a.
Piringan tutup
Piringan
tutup pada ujung-ujung rumah sebagai dudukan bantalan-bantalan sebagai tempat
berputarnya armatur. Bantalan yang terpasang pada plat penutup untuk menahan
beban torsi dari sabuk penggerak. Tutup bagian belakang mempunyai lubang
pelumasan untuk memasukan oli pelumas.Sikat arang dipasang pada tutup bagian
belakang.
b.
Pul kumparan medan / sepatu-sepatu kutub
Pul
kumparan medan yang biasa disebut sepatu-sepatu kutub dikonstruksi dari
besituang. Pada bagian dalam dibentuk cekung untuk menyesuaikan bentuk kontur
bulat dari armatur dan mengurangi haambatan magnetik dari jarak udara.
Ujung-ujungnya diperpanjang sebagai dudukan kumparan medan. Kutub-kutub magnet
dipasangkan dengan baut pada rumah generator.
c.
Kumparan medan
Kumparan
medan digulung dengan kawat yang berukuran kecil dengan tahanan relatif besar.
Kumparan medan digulung dengan bentuk yang sesuai, diisolasi dan dibentuk yang
sesuai dengan kontur rumah dan digulung pada kutub-kutub magnet.
d.
Armatur / Anker
Armatur / Anker dinamo
dikonstruksi dari plat-plat yang disusun berlapis-lapis yang disatukan dalam
satu poros dan mempunyai alur-alur sebagai tempat kumparan. Kumparan dapat
digulung langsung pada alur-alur membentuk gulungan / kumparan armature / anker.
e.
Komutator
Komutator terdiri dari segmen-segmen
dari tembaga, dibentuk irisan memanjang searah dengan poros, masing-masing
diisolasi satu dengan yang lainnya dan dengan poros diisolasi oleh mika atau
phenolic resin. Komutator dipres pada poros anker. Kumparan anker dihubungkan
ke komutator untuk membentuk hubungan/rangkaian kontinyu. Komutator berfungsi
untuk menyearahkan arus induksi bolak-balik dalam kumparan anker menjadi arus
searah untuk digunakan ke beban kelistrikan kendaraan.
f.
Rumah sikat dan Arang sikat
Sikat
arang digunakan untuk menghubungkan hubungan antara armatur atau anker dengan
rangkaian luar. Sikat arang dapat bergesek dengan baik dengan komutator dengan
bantuan pegas dan rumah sikat. Hubungan antara sikat-sikat arang dan rangkaian
luar adalah dengan kabel tembaga fleksibel.
g.
Kipas pendingin
Kipas pendingin terletak di bagian
depan dan menyatu dengan puli penggerak mengalirkan udara pendingin ke dalam
generator.
2.4. Prinsip Kerja Generator DC
Prinsip kerja suatu generator arus
searah (DC) berdasarkan Hukum Faraday :
Dimana : e = Tegangan imbas, gaya gerak listrik (GGL)
N =
jumlah lilitan (turn)
dt = selang waktu (sec)
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik (ggl)
induksi.
Dengan
demikian, Hukum faraday membuktikan membuktikan
bahwa pada sebuah kumparan akan dibangkitkan GGL Induksi apabila jumlah garis
gaya yang diliputi oleh kumparan berubah-ubah. EMF (electromagnetic field atau medan elektromagnetik) yang
dihasilkan tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1.
Kuat medan magnet atau yang
ekuivalen dengan jumlah garis gaya medan magnet yang terbentuk (B).
2.
Panjang konduktut yang memutus medan
magnet (l).
3.
Kecepatan gerak dari konduktor (v).
Sehingga
dapat dirumuska sebagai berikut:
Dan dapat
disimpulkan, menambah kuat medan magnet atau menambah panjang dari konduktor
atau mempercepat gerak konduktor memotong medan magnet akan dapat meningkatkan
EMF yang terbentuk. Perumusan ini hanya berlaku jika kawat konduktor bergerak
dalam garis lurus atau pemutusan garis dengan magnet dengan jumlah yang sama
pada setiap gerakannya. Tetapi pada mesin yang sebenarnya konduktor tidak
bergerak dalam garis lurus melainkan bergerak secara rotasi.
Ketika
konduktor bergerak sera melingkar, jumlah garis medan magnet yang terputus
adalah bervariasi tergantung pada posisi dari konduktor. Pada saat kondutor
derada diatas atau di bawah dari medan magnet, maka tidak ada garis gaya magnet
yang terpotong sehingga tidak ada EMF yang timbul. Tetapi pada saat konduktor
berputar jumlah garis gaya medan magnet yang terpotong akan bertambah dan EMF
maksimum yang ditimbulkan adalah pada jumlah pemotongan gaya medan magnet
maksimum yaitu pada sudut 90o dan 270o. Artinya ketika konduktor berputar 360o secara mekanik akan menghasilkan 360o EMF secara elektrik. Sehingga besar EMF yang
terbentuk bergantung pada posisi sudut dari konduktor, dan dapat diformulasikan
menjadi:
sehingga
arus yang di hasilkan secara internal oleh semua generator adalah dalam bentuk
gelombang sinus atau arus bolak-balik (AC) dan untuk mendapatkan keluaran arus
searah (DC) kita perlu menambahkan komutataor sehingga EMF yang digunakan hanya
satu arah saja.
Jadi syarat untuk dapat dibangkitkan gaya gerak listrik (GGL)
adalah sebagai berikut:
1.
Adanya
flux magnet yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet.
2.
Adanya
kawat penghantar yang merupakan tempat terbentuknya EMF (electromagnetic field atau medan elektromagnetik).
3.
Adanya
perubahan flux magnet yang melewati kawat penghantar listrik.
Gambar 2. Prinsip Kerja Generator DC
Keterangan gambar :
·
Pada
gambar Generator DC Sederhana dengan sebuah penghantar kutub tersebut, dengan
memutar rotor ( penghantar ) maka pada penghantar akan timbul EMF.
·
Kumparan
ABCD terletak dalam medan magnet sedemikian rupa sehingga sisi A - B dan C - D
terletak tegak lurus pada arah fluks magnet.
·
Kumparan
ABCD diputar dengan kecepatan sudut yang tetap terhadap sumbu putarnya yang
sejajar dengan sisi A - B dan C - D.
·
GGL
induksi yang terbentuk pada sisi A - B dan sisi C - D
besarnya sesuai dengan perubahan fluks magnet yang dipotong kumparan ABCD tiap
detik sebesar :Volt.
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh
melalui dua cara:
1.
Dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan
induksi bolak-balik.
2.
Dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Proses pembangkitan tegangan tegangan induksi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3. Pembangkitan Tegangan Induksi
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan
terjadi perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan
menimbulkan tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor
menempati posisi seperti Gambar 3 (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi
perpotongan medan magnet secara maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi
jangkar pada Gambar 3 (b), akan menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini
karena tidak adanya perpotongan medan magnet dengan penghantar pada jangkar
atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah netral.
Gambar 4. Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan
komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa
dua cincin (disebut juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar 4
(1), maka dihasilkan listrik AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila
ujung belitan rotor dihubungkan dengan komutator satu cincin Gambar 4 (2)
dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik DC dengan dua gelombang positif.
1. Rotor dari generator DC
akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik. Sebuah komutator berfungsi
sebagai penyearah tegangan AC.
2. Besarnya tegangan yang
dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan banyaknya putaran dan
besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).
Untuk menentukan arah arus pada setiap saat, berlaku
pada kaidah tangan kanan :
·
Ibu jari sebagai gerak perputaran.
·
Jari telunjuk sebagai medan magnetik kutub
utara dan selatan.
·
Jari tengah sebagai besaran galvanis
tegangan U dan arus I.
Untuk perolehan arus
searah dari tegangan bolak-balik, meskipun tujuan utamanya adalah pembangkitan
tegangan searah, tampak bahwa tegangan kecepatan yang dibangkitkan pada
kumparan jangkar merupakan tegangan bolak-balik. Bentuk gelombang yang
berubah-ubah tersebut karenanya harus disearahkan.
Untuk
mendapatkan arus searah dari arus bolak balik dengan menggunakan metode atau
sistem:
·
Sistem saklar
Saklar berfungsi untuk menghubung singkatkan
ujung-ujung kumparan. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar berputar, maka pada kedua ujung
kumparan akan timbul tegangan yang sinusoida. Bila setengah periode tegangan
positif saklar di hubungkan, maka tegangan menjadi nol. Dan bila saklar dibuka
lagi akan timbul lagi tegangan. Begitu seterusnya setiap setengah periode
tegangan saklar dihubungkan, maka akan dihasilkan tegangan searah gelombang
penuh.
·
Sistem Komutator
Komutator
berfungsi sebagai saklar, yaitu untuk menghubung singkatkan kumparan jangkar.
Komutator berupa cincin belah yang dipasang pada ujung kumparan jangkar.Bila
kumparan jangkar berputar, maka cincin belah ikut berputar. Karena kumparan
berada dalam medan magnet, akan timbul tegangan bolak balik sinusoidal. Bila
kumparan telah berputar setengah putaran, sikat akan menutup celah cincin
sehingga tegangan menjadi nol. Karena cincin berputar terus, maka celah akan
terbuka lagi dan timbul tegangan lagi. Bila perioda tegangan sama dengan perioda
perputaran cincin, tegangan yang timbul adalah tegangan arus searah gelombang
penuh.
Gambar 5. Sistem Komutator
·
Sistem Dioda
Dioda adalah komponen pasif yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut:
-
Bila diberi prasikap maju (forward bias)
bisa dialiri arus.
-
Bila diberi prasikap balik (reverse bias)
dioda tidak akan dialiri arus.
Berdasarkan bentuk gelombang yang dihasilkan, dioda dibagi dalam:
-
Half Wave Rectifier
(penyearah setengah gelombang).
-
Full Wave Rectifier
(penyearah satu gelombang penuh).
2.5. Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat
lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan tersebut merupakan
tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar terbuat dari bahan
yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas yang cukup besar. Permiabilitas
yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang induksi
magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar. Belitan
jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar.
Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.
Gambar 6. Jangkar Generator DC
2.6. Reaksi Jangkar Generator DC
Fluks
magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat tanpa
beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 7). Fluks ini memotong lilitan jangkar
sehingga timbul tegangan induksi.
Gambar 7. Medan Eksitasi Generator DC
Bila
generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus
jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan
biasa disebut FIuks Medan Jangkar (Gambar 8).
Gambar 8. Medan Jangkar dari
Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).
Munculnya
medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah kiri kutub
utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan kutub
utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini
disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak
tegak lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata
lain, garis netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan
tegangan nominal generator. Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal,
dipasangkan medan magnet bantu (interpole atau kutub bantu), seperti
ditunjukkan pada Gambar 9 (a).
Gambar 9. Generator dengan Kutub
Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan Kompensasi (b).
Lilitan
magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil dari kutub
utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada
permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser.
Jika sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul
percikan bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya
lainnya. Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran
garis netral. Bila sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat
terhubung dengan penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat
juga diatasi dengan kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada
lilitan kutub utara maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 9 (a)
dan (b), generator dengan komutator dan lilitan kompensasinya.
Kini
dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
·
lilitan
magnet utama.
·
lilitan
magnet bantu (interpole).
·
lilitan
magnet kompensasi.
Akibat-akibat
buruk dari adanya Reaksi Jangkar, yaitu:
a.
Terjadi distorsi medan
b.
Terjadi loncatan bunga api karena
bertambah besarnya tegangan
c.
Pada tiap perubahan beban daerah
netral magnetik bergeser
d.
Terjadi demagnetisasi.
Cara-cara
untuk membatasi reaksi jangkar, yaitu:
a.
Kutub Antara (Kutub Komutasi)
Bentuknya : Lebih kecil dari kutub-kutub utama
Tujuan : Menempatkan daerah netral magnetic pada tempatnya,
sehingga tidak dipengaruhi keadaan beban dan menentang efek induksi sendiri.
b.
Kumparan Kompensasi
Bentuknya : Konsentrasi, ditempatkan pada
kutub-kutub utama.
Tujuan : Untuk mencegah distorsi (perubahan bentuk)
medan karena reaksi jangkar.
2.7. Jenis-Jenis Generator DC
Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator
DC berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu generator penguat terpisah, generator shunt dan generator kompon.
1.
Generator Penguat Terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi
(penguat eksitasi) tidak terhubung menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua
jenis generator penguat terpisah, yaitu:
a.
Penguat elektromagnetik (Gambar 10.a)
b.
Magnet permanent / magnet tetap (Gambar
10.b)
Gambar 10.
Diagram Rangkaian Generator Penguat Terpisah
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet
dapat diatur melalui pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan
secara elektronik atau magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari
luar yang dimasukkan melalui belitan F1-F2.
Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan output
generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V
relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan
mendekati harga nominalnya.
Karakteristik
Generator Penguat Terpisah
Gambar 11. Karakteristik Generator Penguat
Terpisah
Keterangan gambar :
·
karakteristik generator penguat terpisah
saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie
adalah arus eksitasi, I adalah arus beban.Tegangan output generator akan
sedikit turun jika arus beban semakin besar.
·
Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
·
Perurunan tegangan akibat resistansi
jangkar dan reaksi jangkar
·
mengakibatkan turunnya pasokan arus
penguat ke medan magnet, sehingga tegangan induksi menjadi kecil.
2.
Generator Shunt
Pada generator
shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-A2). Tegangan
awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang
akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya.
Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan
geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang
dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan
nominalnya. Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar
12. Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi,
maka sisa megnetisasi tidak akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung
atau jika arah putaran terbalik, atau rotor terhubung- singkat, maka tidak akan
ada tegangan atau energi listrik yang dihasilkan oleh generator tersebut.
Karakteristik
Generator Shunt
Gambar 13. Karakteristik Generator Shunt
Generator shunt mempunyai karakteristik seperti
ditunjukkan pada Gambar 13. Tegangan output akan turun lebih banyak untuk
kenaikan arus beban yang sama, dibandingkan dengan tegangan output pada
generator penguat terpisah. Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari
generator penguat terpisah dan generator shunt tentu kurang baik, karena
seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan output yang konstan, namun hal
ini dapat diperbaiki pada generator kompon.
3.
Generator Kompon
Generator
kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan
lainnya merupakan penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan
pada Gambar 14. Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan
shunt.
Gambar
14. Diagram Rangkaian Generator Kompon
Karakteristik Generator Kompon
Gambar 15. Karakteristik Generator Kompon
Berdasarkan Gambar 15 menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output
generator terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus
eksitasi penuh maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan
lilitan seri, yang cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar.
Jadi ini merupakan kompensasi dari generator shunt, yang cenderung tegangannya
akan turun jika arus bebannya naik.
2.8. Karakteristik Generator DC
Medan magnet pada generator dapat dibangkitkan dengan
dua cara yaitu :
·
Dengan magnet permanen
·
Dengan magnet remanen
Generator
listrik dengan magnet permanen sering juga disebut magneto dynamo. Karena
banyak kekurangannya, maka sekarang jarang digunakan. Sedangkan generator
dengan magnet remanen menggunakan medan magnet listrik, mempunyai
kelebihan-kelebihan yaitu medan
magnet yang dibangkitkan dapat diatur.
Pada generator
arus searah berlaku hubungan-hubungan sebagai berikut :
Dimana : Ea = GGL yang dibangkitkan pada jangkar generator
a = jumlah pararel konduktor jangkar p
= jumlah kutub
Z =
jumlah konduktor jangkar ϕ
= fluks / kutub
n = kecepatan putar (rpm)
e = jumlah hubungan paralel
c = (p/a) x (Z/60) =
konstanta, maka :
Ea = cnϕ
Volt
Berdasarkan
cara memberikan fluks pada kumparan medannya, generator arus searah dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Generator
berpenguatan bebas
Generator tipe penguat bebas dan terpisah adalah generator
yang lilitan medannya dapat dihubungkan ke sumber dc yang secara listrik tidak
tergantung dari mesin. Tegangan searah yang dipasangkan pada kumparan medan
yang mempunyai tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada
kedua kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan pada generator.
Jika generator dihubungkan dengan
beban, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka hubungan yang dapat
dinyatakan adalah:
Gambar 16. Rangkaian Generator
Berpenguatan Bebas
Vf
= If Rf
Ea
= Vt + Ia Ra
Besaran yang mempengaruhi kerja dari
generator :
·
Tegangan jepit (V)
·
Arus eksitasi (penguatan)
·
Arus jangkar (Ia)
·
Kecepatan putar (n)
2.
Generator berpenguatan sendiri
a. Generator
searah seri
Gambar
17. Rangkaian Generator Searah Seri
Vt
= Ia Ra
Ea
= Ia (Ra + Rf) + Vt
b. Generator
shunt
Gambar
18. Rangkaian Generator Shunt
Vt
= If Rf
Ea
= Ia Ra + Vt
Pada
generator shunt, untuk mendapatkan penguatan sendiri diperlukan :
·
Adanya sisa magnetik pada sistem penguat.
·
Hubungan dari rangkaian medan pada jangkar
harus sedemikian, hingga arah medan yang terjadi, memperkuat medan yang sudah
ada.
Mesin shunt akan gagal membangkitkan tegangannya kalau:
·
Sisa magnetik tidak ada
Misal : Pada mesin-mesin baru. Sehingga cara memberikan sisa
magnetik adalah pada generator shunt dirubah menjadi generator berpenguatan
bebas atau pada generator dipasang pada sumber arus searah, dan dijalankan
sebagai motor shunt dengan polaritas sikat-sikat dan perputaran nominal.
·
Hubungan medan terbalik
Karena
generator diputar oleh arah yang salah dan dijalankan, sehingga arus medan
tidak memperbesar nilai fluksi. Untuk memperbaikinya dengan hubungan-hubungan
perlu diubah dan diberi kembali sisa magnetik, seperti cara untuk memberikan
sisa magnetic.
·
Tahanan rangkaian penguat terlalu besar
Hal ini
terjadi misalnya pada hubungan terbuka dalam rangkaian medan, hingga Rf tidak
berhingga atau tahanan kontak sikat terlalu besar atau komutator kotor.
c.
Generator kompon
Generator kompon
merupakan gabungan dari generator shunt dan generator seri, yang dilengkapi
dengan kumparan shunt dan seri dengan sifat yang dimiliki merupakan gabungan
dari keduanya. Generator kompon bisa dihubungkan sebagai kompon pendek atau
dalam kompon panjang. Perbedaan dari kedua hubungan ini hampir tidak ada,
karena tahanan kumparan seri kecil, sehingga tegangan drop pada kumparan ini
ditinjau dari tegangan terminal kecil sekali dan terpengaruh.
Biasanya kumparan
seri dihubungkan sedemikian rupa, sehingga kumparan seri ini membantu kumparan
shunt, yakni MMF nya searah. Bila generator ini dihubungkan seperti itu, maka
dikatakan generator itu mempunyai kumparan kompon bantu.
Mesin yang
mempunyai kumparan seri melawan medan shunt disebut kompon lawan dan ini
biasanya digunakan untuk motor atau generator- generator khusus seperti untuk
mesin las. Dalam hubungan kompon bantu yang mempunyai peranan utama ialah
kumparan shunt dan kumparan seri dirancang untuk kompensasi MMF akibat reaksi
jangkar dan juga tegangan drop di jangkar pada range beban tertentu. Ini
mengakibatkan tegangan generator akan diatur secara otomatis pasa satu range
beban tertentu.
·
Kompon panjang
Gambar 19. Rangkaian Kompon Panjang
Ia = If1 = IL + If2
Ea = Vt + Ia (Ra
+ Rf1)
·
Kompon pendek
Gambar 20. Rangkaian Kompon Pendek
Ia = If1 + If2 = IL
+ If2
Ea = Vt + IL Rf1
+ Ia Ra
Ø
Pembangkitan
Tegangan Induksi Pada Generator Berpenguatan Sendiri
Disini
akan diterangkan pembangkitan tegangan induksi generator shunt dalam keadaan
tanpa beban. Pada saat mesin dihidupkan (S tutup), timbul suatu fluks residu
yang memang sudah terdapat pada kutub. Dengan memutarkan rotor, akan
dibangkitkan tegangan induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan
induksi ini mengalirkan arus pada kumparan medan. Arus ini akan menimbulkan
fluks yang memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung
hingga dicapai tegangan yang stabil. Perhatikan Gambar
22, garis lengkung pada Gambar 22 menggambarkan kurva pemagnetan untuk suatu
generator berpenguatan sendiri pada suatu putaran tertentu, sedangkan garis
lurus menyatakan persamaan tegangan kumparan medan dengan tahanan Rf.
Oa adalah tegangan yang timbul akibat adanya fluks residu dan menimbulkan arus
pada kumparan medan sebesar Ob. Dengan adanya arus kumparan ini, tegangan
induksi membesar menjadi Oc (akibat betambahnya fluks). Selanjutnya tegangan Oc
memperkuat arus medan, yaitu menjadi sebesar Od. Dengan demikian proses
penguatan arus medan berlangsung hingga dicapai tegangan yang stabil yaitu pada
titik X (perpotongan antara kurva pemagnetan dengan garis tahanan medan). Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang
dibangkitkan menjadi lebih kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan medan,
makin buruk generator tersebut.
Gambar 21. Rangkaian Pemagnetan Suatu
Generator
Gambar 22. Kurva Pemagnetan Suatu
Generator
Ø
Pengukuran Pendemagnetan
Pendemagnetan
terjadi akibat adanya reaksi jangkar menyebabkan turunnya fluks. Sedangkan
fluks merupakan fungsi arus medan. Dan reaksi jangkar timbul akibat adanya arus
yang mengalir dalam konduktor jangkar. Jadi, besarnya pendemagnetan bergantung
pada besarnya arus jangkar dan pengaruhnya terlihat pada arus medannya.
Penentuan pendemagnetan dapat dilakukan dengan membuat grafik If
sebagai fungsi Ia pada tegangan hasil pengukuran atau perhitungan.
Sebagai
contoh di sini diambil generator berpenguatan bebas. Grafik yang didapatkan
dari perhitungan merupakan grafik dengan pengaruh pendemagnetan diabaikan.
Untuk mendapatkannya, harga Ia dihitung harga Ea. Dari
harga Ea yang didapat ini dan dengan menggunakan kurva pendemagnetan
didapatkan harga If. Perhitungan dilakukan untuk beberapa harga Ia.
Dari Ia dan If yang berpasangan ini dihasilkan
suatu grafik seperti terlihat pada gambar di bawah ini yang bertuliskan tanda
’hit’.
Gambar
23. Grafik Dengan Pengaruh Pendemagnetan Diabaikan
Grafik yang didapatkan dari pengukuran grafik dengan pengaruh
pendemagnetan diikutsertakan. Caranya adalah dengan memasangkan amperemeter
pada kumparan medan dan kumparan jangkarnya. Dengan membaca kedua amperemeter
ini diperoleh suatu grafik seperti terlihat pada gambar di atas yang
bertuliskan tanda ’test’.
Harga arus If dihasilkan dari pengukuran lebih
besar daripada yang didapatkan dengan perhitungan untuk Ia yang
sama. Selisih antara kedua grafik di atas menunjukkan besarnya pemagnetan = Fa
(dalam ampere). Untuk menyatakan ggm-nya, tinggal mengalikannya dengan jumlah
belitan jangkar. Harga efektif arus medan didefinisikan sebagai If
– Fa. Kemudian jika pendemagnetan dan tahanan jangkar diabaikan
didapat grafik yang merupakan garis mendatar (garisputus-putus pada Gambar 23).
Ø
Karakteristik Luar
Karakteristik luar sebuah
generator menunjukkan bagaimana perubahan tegangan terminal terhadap beban yang
berubah-ubah. Pada Gambar 24 diperlihatkan karakteristik luar untuk generator
berpenguatan bebas dan generator shunt. Grafik pada Gambar 24 didapatkan
berdasarkan persamaan:
Arus medan efektif = If
- Fa (1)
Vt = Ea – Ia
Ra (2)
Gambar 24. Grafik Generator
Berpenguatan Bebas dan Generator Shunt
Gambar 25. Grafik Pendemagnetan
Untuk arus beban tertentu arus
medan efektif dapat ditentukan dari persamaan (1), sebab If konstan
sedangkan Fa diketahui sebagai fungsi Ia. Harga Ea
yang berpasangan dengan arus medan efektif ini dapat dibaca pada grafik
pemagnetan seperti terlihat pada Gambar 25. Vt dapat dihitung, jika
semua besaran lainnya diketahui. Pada Gambar 25 dapat pula diketahui penurunan
tegangan yang terjadi (dengan membuat segitiga ϕab), yaitu penurunan tegangan
akibat adanya tahanan jangkar (Ra) dan penurunan tegangan akibat adanya
pendemagnetan arus jangkar (Fa). Sedangkan pada generator shunt
untuk beban yang sama, tegangan terminalnya lebih kecil lagi daripada generator
berpenguatan bebas. Ini disebabkan karena penurunan Vt menyebabkan
juga penurunan arus medannya (Vt = If Rf),
yang berarti berkurangnya penguatan.
Gambar 26. Karakteristik
Generator Arus Searah
Pada generator shunt, untuk arus
jangkar yang sama (Ia) didapat dua harga Vt. Hal ini
karena bagi harga Ia yang sama akan dihasilkan penurunan tegangan Ia
Ra dan penurunan tegangan pendemagnetan yang sama pula. Jadi jika
kita buat garis yang sejajar terhadap persamaan garis linier tahanan medan
melalui b (Gambar 25), ternyata garis ini akan memotong kurva pemagnetan di
titik x. Dan dengan membuat segitiga yang sama dan sebangun dengan segitiga ϕab
akan diperoleh tegangan Vt2. Tegangan Vt1 dan Vt2
adalah tegangan terminal untuk arus jangkar yang sama.
2.9. Rugi-Rugi pada Generator DC
Rugi-rugi yang
ada pada generator DC antara lain rugi tembaga, rugi besi dan rugi mekanik.
Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui dan diperlukan untuk menghitung
besarnya efisiensi dari generator. Untuk menentukan besarnya rugi mekanik dan
rugi besi dapat dilakukan dengan cara pengujian motor penggerak dan pengujian
pada generatornya sendiri.
1.
Rugi Tembaga
Rugi daya akibat panas dalam
belitan akibat arus yang melalui kumparan jangkar atau medan. Rugi tembaga ini
biasanya terjadi pada kumparan medan shunt, kontak singkat, jangkar, kumparan
medan seri dan pada lilitan-lilitan medan tambahan misalnya belitan dan
kompensasi.
2.
Rugi Mekanik
Rugi ini disebabkan oleh
bagian-bagian yang berputar dari mesin. Besarnya rugi mekanik ini dianggap
tetap dalam kondisi beban penuh maupun beban nol. Hanya mesin dengan kapasitas
besar yang ada perubahan apabila beban berubah. Rugi ini terdiri dari rugi
sikat, rugi bearing dan rugi angin. Rugi sikat ini timbul karena adanya gesekan
komutator dengan sikat. Rugi bearing timbul karena adanya gesekan bearing
dengan rotor. Rugi angin timbul karena adanya gesekan rotor dengan angin.
3.
Rugi Besi
Rugi ini disebabkan adanya fluks
bolak-balik pada inti besi yang mengakibatkan rugi histerisis dan rugi eddy.
Besarnya rugi ini sangat tergantung dari kualitas bahan magnet yang digunakan.
Pada operasi kondisi jenuh besarnya rugi besi.
2.10. Kelebihan dan Kekurangan
Generator DC
Kelebihan :
Mempunyai
Torsi awal yang besar, sehingga banyak digunakan sebagai starter motor.
Kekurangan :
a. Konstruksinya rumit
Setiap segmen dihubungkan oleh kawat atau kabel, karena jumlah segmen pada
komutator jumlahnya sangat banyak maka kawat atau kabel yang dibutuhkan juga
banyak sehingga ini menjadi salah satu kekurangan dari komutator. Karena
konstruksinya yang rumit dan membutuhkan kawat atau kabel yang banyak,
generator DC menjadi mahal harganya.
b. Selain itu, akibat
komutator mempunyai segmen-segmen yang banyak dengan jarak yang relatif dekat,
ketika komutator berputar dengan kecepatan yang tingi akan menghasilkan suara
yang bising.
c. Dan akibat jarak yang
dekat antar tiap segmen, kapasitas tegangannya juga rendah (max 5MW) karena
dikhawatirkan akan terjadi peloncatan bunga api listrik.
d. Kelemahan berikutnya
pada komutator adalah komutator yang sedang berputar harus dihubungkan dengan
brush (yang terdiri dari material Carbon) guna untuk menyalurkan arus DC ke
rotor generator. Hal ini mengakibatkan maintenance yang dilakukan harus lebih
sering, karena brush akan mengalami "Aus" yang mengakibatkan adanya
serpihan-serpihan karbon pada komutator.
2.11. Aplikasi Generator DC
1.
Alternator
mobil
Alternator mobil merupakan salah satu aplikasi dari generator dc. Sistem
pengisian pada kendaraan mempunyai 3 rangkaian komponen penting yaitu Aki,
Alternator dan Regulator. Alternator sendiri terdiri dari komponen-komponen
seperti gabungan kutub magnet yang dinamakan rotor, yang didalamnya terdapat
kumparan kawat magnet yang dinamakan stator.
Gambar 27. Alternator Mobil
Alternator
mulai berfungsi untuk menghasilkan listrik/pembangkit listrik ketika mesin
dihidupkan untuk disalurkan ke aki dengan mengkonversi / mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC. Sedangkan regulator punya fungsi sebagai alat pengatur dan
pembatas voltase yang terdiri dari sebuah rangkaian uilt yang dinamakan
rectifier serta dua kipas dalam (internal Fan) untuk menghasilkan sirkulasi
udara.
·
Model
Alternator
Model
alternator untuk setiap jenis mobil itu berbeda-beda, tapi kebanyakan
alternator mempunyai regulator yang berada didalamnya (IC built In), namun
untuk tipe yang lama mempunyai regulator diluar. Tidak seperti model yang lama,
tipe yang punya IC uilt in ini dapat dengan mudah diperbaiki dengan membuka
tutup bagian atasnya. Tipe lainnya adalah model pulley alternator yang
diikat atau dikencangkan ke bagian sumbu rotor. Alternator dengan tipe ini
tidak mempunyai kipas luar yang menjadi bagian dari pulley-nya namun sudah
mempunyai 2 kipas dalam untuk sirkulasi udara pendingin, tidak seperti jenis
alternator lama yang menggunakan kipas luar untuk pendinginan.
·
Antara
Aki dengan Alternator
Besaran
daya yang terdapat alternator beragam, mulai dari yang paling kecil yang
mempunyai daya 35 A hingga yang terbesar yang beredar dipasaran yaitu 220 A.
Karena berfungsi sebagai pembangkit daya listrik ke aki, apabila ada penambahan
perangkat atau aksesoris mobil yang membutuhkan beban listrik yang besar atau
banyak, cukup dengan mengganti alternatornya bukan aki. Karena bila memperbesar
daya listrik di aki tapi penyaluran tenaganya lebih kecil, maka aki akan tetap
tekor. Jadi makin besar beban listrik yang dipakai, makin besar juga daya dari
alternator yang harus dipergunakan.
2.
Dinamo sepeda
Gambar 28. Dinamo Sepeda
Dinamo
sepeda merupakan generator kecil yang dapat menghasilkan arus listrik yang
kecil pula. pada Dinamo sepeda prinsip kerjanya yaitu energi gerak di ubah
menjadi energi listrik. Dinamo sepeda ini hanya menyalakan lampu depan dan
belakang terangnnya lampu di tentukan oleh cepatnya roda berputar yang
mengakibatkan di namo juga cepat dan arus listrik juga akn besar pula. Dinamo
sepeda intinya adalah sebuah magnet yang dapat berputar dan sebuah kumparan
tetap.bila roda sepeda di putar dan pada dinamo akan memutar sehingga roda akan
memutar magnet biasanya dinamo dapat menghasilakan tegangangan 6 sampai 12
Volt.jadi dengan adanya dinamo pada sepeda dapat memudahkan kita bila
menggunakan sepeda bila malam hari.
3.
Las listrik
Gambar 29. Las Listrik
Las listrik
juga merupakan aplikasi dari generator dc. Las listrik adalah teknik menyambung
dua bagian logam memanfaatkan tenaga panas yang diperoleh dari sumber tenaga
listrik AC maupun DC dengan tambahan logam pengisi. Sumber tenaga panas
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi. Sumber tenaga panas mencairkan
sebagian logam induk dan logsm pengisi sehingga diperoleh sambungan permanen
yang sulit dipisahkan. Pekerjaan las listrik memiliki resiko bahaya kecelakaan
cukup besar yang dapat diminimalkan dengan alat keselamatan kerja.
Mesin yang
wajib tersedia adalah mesin las untuk menyambung dua permukaan baja. Alat las
harus tersedia karena fungsinya yang tidak bisa digantikan oleh alat yang umum
tersedia di perdesaan. Alat las sebaiknya dari jenis las busur listrik yang
dapat menggunakan listrik dari PLTMH. Las karbit (oxyacetylene) tidak
dianjurkan untuk desa terpencil karena akan mengalami kesulitan dalam
transportasi tabung oksigen.
2.12. Pengertian Motor DC
Sebuah motor listrik mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Kebanyakan motor listrik beroperasi melalui interaksi medan
magnet dan konduktor pembawa arus untuk menghasilkan kekuatan, meskipun motor
elektrostatik menggunakan gaya elektrostatik. Proses sebaliknya, menghasilkan
energi listrik dari energi mekanik, yang dilakukan oleh generator seperti
alternator, atau dinamo. Banyak jenis motor listrik dapat dijalankan
sebagai generator dan sebaliknya. Misalnya generator atau starter untuk
turbin gas, atau motor traksi yang digunakan untuk kendaraan, sering
melakukan kedua tugas motor listrik dan generator yang sering disebut
sebagai mesin-mesin listrik.
Motor listrik DC (arus searah) merupakan salah satu
dari motor DC. Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC.
Generator atau motor dari mesin DC dapat dibedakan dari fungsi nya. Generator
DC alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Sedangkan,
motor DC alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi
mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau
sebaliknya generator DC dapat difungsikan sebagai motor DC.
Pada motor DC kumparan medan disebut stator (bagian
yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian
yang berputar). Jika tejadi putaran pada kumparan jangkar
dalam pada medan magnet, maka akan timbul tagangan (GGL) yang berubah-ubah
arahnya pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan
bolak-balik.
Bagian-bagian yang penting dari motor DC dapat
ditunjukkan pada Gambar 30. Dimana stator mempunyai kutub yang
menonjol dan ditelar oleh kumparan medan. Pembagian dari fluks yang
terdapat pada daerah celah udara yang dihasilkan oleh lilitan medan
secara simetris yang berada disekitar daerah tengah kutub kumparan
medan. Kumparan penguat dihubungkan secara seri, letak kumparan jangkar
berada pada slot besi yang berada di sebelah
luar permukaan jangkar. Pada jangkar terdapat komutator yang
berbentuk silinder dan isolasi sisi kumparan yang dihubungkan dengan
komutator pada beberapa bagian yang berbeda sesuai dengan jenis belitan.
Gambar 30. Konstruksi Motor DC
2.13.
Konstruksi Motor DC
Gambar 31. Konstruksi Motor DC
Keterangan gambar :
Mesin arus searah baik generator maupun motor secara
umum mempunyai konstruksi yang terdiri dari bagian yang diam (stator) dan
bagian yang berputar (rotor).
A.
Stator
(bagian yang diam)
1.
Gandar
(body)
2.
Kutub
Utama (main pole)
a)
Inti
Kutub
Inti
Kutub biasanya terdiri dari laminasi besi dan mempunyai permeabilitas yang
tinggi. Bentuknya biasanya datar atau menonjol (salient).
b)
Sepatu
Kutub
Sepatu
kutub berfungsi memperlebar fluks magnet sehingga meliputi daerah yang luas di
celah udara dan permukaan inti jangkar.
3.
Kutub
Antara (Kutub Komutasi)
Berfungsi membangkitkan fluks magnet didaerah
jangkar diantara medan utama agar medan utama tidak terdistorsi. Distorsi medan
utama menyebabkan ripple gelombang yang berakibat loncatan api di sikat arang.
Bentuk Kutub Antara ini lebih kecil dibandingkan
kutub utama. Jumlah kutubnya bisa sama atau setengah dari kutub utama.
4.
Kumparan
Penguat
a)
Kumparan
Shunt
Jumlah
lilitannya banyak dengan kawat berdiameter kecil sehingga tahanannya besar yang
memungkinkan diparalel terhadap tegangan terminal.
b)
Kumparan
Seri
Jumlah
lilitannya sedikit dengan diameter kawat yang besar sehingga mampu dilalui arus
yang besar sementara tahanannya kecil sehingga rugi tegangannya kecil.
c)
Kumparan
Komutasi/Antara
Disambung
secara seri dengan kumparan utama sehingga arus yang mengalir cukup besar. Penampang
kawatnya besar dan hanya terdiri dari beberapa lilitan saja.
d)
Kumparan
Kompensasi
Dipasang
pada sepatu kutub, hanya pada mesin berkapasitas besar untuk mengantisipasi
distorsi medan utama dan penyebaran fluks yang merata selama terbebani.
5.
Perumahan
(Penutup Mesin)
Menurut bentuk rumah mesinnya dapat dibedakan :
mesin terbuka, setengah terbuka, tahan percikan air, tertutup dengan
pendinginan zat cair atau gas.
6.
Celah
Udara (Air Gap)
Sebagai media medan magnet atau fluks
7.
Sikat
Arang (Carbon Brush)
Untuk mengalirkan arus dari rotor ke terminal dan
sebaliknya.
8.
Bearing
/ Bantalan
Tempat bertumpunya rotor sehingga rotor dapat
berputar. Terpasang di kedua ujung rotor dikenal dengan sisi AS (After Shaft)
dan BS (Before Shaft).
9.
Fan
(Kipas)
Terpasang pada motor-motor dengan sistim pendinginan
sendiri, untuk motor dengan kapasitas kecil hingga sedang.
10. Terminal Box
Tempat tersambungnya antara kumparan-kumparan mesin
DC dengan jala-jala atau sumber tegangan.
B.
Rotor
(bagian yang berputar)
1.
Inti
Jangkar dan Poros Jangkar
Terdiri dari laminasi besi dengan permeabilitas
tinggi, terdapat slot/alur untuk kumparan, berlubang untuk udara pendingin.
2.
Kumparan
Jangkar
Terbuat dari kawat konduktor, tipe kumparan dengan
kepala tertentu.
3.
Komutator
Untuk merubah
arus bolak-balik pada kumparan jangkar menjadi arus searah pada terminal.
Terbuat dari laminasi tembaga.
2.14.
Prinsip Kerja Motor DC
Motor DC
memiliki prinsip kerja yang berbeda dengan Motor AC. Pada motor DC jika
arus lewat pada suatu konduktor, akan timbul medan magnet di sekitar
konduktor. Medan magnet hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada
arus mengalir pada konduktor tersebut. Arah medan magnet ditentukan oleh
arah aliran arus pada konduktor. Dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar
32. Medan
magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor
Aturan
Genggaman Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di
sekitar konduktor. Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah
pada arah aliran arus, maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks.
Gambar
33. Medan magnet yang
membawa arus mengelilingi konduktor
Gambar
33 menunjukkan medan magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah
karena bentuk U. Pada motor listrik konduktor berbentuk U disebut angker
dinamo.
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub
uatara dan selatan yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan
medan magnet kutub.
Gambar
34. Medan magnet
mengelilingi konduktor dan diantara kutub
Catatan :
Medan magnet hanya
terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor
tersebut.
Gambar 35. Reaksi
Garis Fluks
Lingkaran
bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped conductor). Arus mengalir masuk melalui
ujung A dan keluar melalui ujung B.
Medan konduktor A
yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang
kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk keluar
dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat
tersebut. Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum
jam.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum :
- Arus listrik dalam medan magnet
akan memberikan gaya.
- Jika
kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran / loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan
mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan.
- Pasangan
gaya menghasilkan tenaga putar / torque untuk
memutar kumparan.
- Motor-motor
memiliki beberapa loop pada
dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan
medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan.
Pada motor dc, daerah kumparan medan yang dialiri arus
listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan
arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor)
maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan
magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus
sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 36. Proses
Perubahan Energi
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung
secara sempurna, maka tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak
yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang
dilindungi oleh medan maka menimbulkan perputaran pada motor.
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti
apa yang dimaksud dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada
keluaran tenaga putar / torque sesuai
dengan kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam
tiga kelompok :
·
Beban torque konstan
Beban
torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi
dengan kecepatan operasinya namun torquenya tidak
bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan
adalah corveyors, rotary kilns, dan
pompa displacement konstan.
·
Beban dengan variabel torque
Beban
dengan variabel torque adalah beban
dengan torque yang bervariasi dengan kecepatn operasi.
Contoh beban dengan variabel torque adalah
pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai kuadrat kecepatan); Peralatan
Energi Listrik : Motor Listrik.
·
Beban dengan energi konstan
Beban
dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan berbanding terbalik dengan
kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan
mesin.
Untuk menentukan
arah putaran motor digunakan kaidah Flamming tangan kanan. Kaidah Flamming tangan
kanan adalah sebuah kaidah untuk menentukan arah gaya elektromagnetik/putaran
kumparan pada sebuah motor listrik.
Gambar 37. Kaidah
Flamming Tangan Kanan
Jari telunjuk di
umpamakan sebagai arah medan magnet, jari tengah menunjukkan arah arus, ibu jari
menunjuk kearah mana kumparan akan berputar.
Kutub-kutub magnet
akan menghasilkan medan magnet dengan arah dari kutub utara ke kutub selatan.
Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar yang dialiri arus searah
dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini disebut
gaya Lorentz yang besarnya arus sama dengan F. Prinsip motor adalah aliran arus
di dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan
menghasilkan gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika
arus yang melalui penghantar bertambah besar.
Ø
Electromotive
Force (EMF)/Gaya Gerak Listrik
EMF induksi biasanya
disebut EMF Counter atau EMF kembali. EMF kembali artinya adalah EMF tersebut
ditimbulkan oleh angker dinamo yang melawan tegangan yang diberikan padanya.
Teori dasarnya adalah jika sebuah konduktor listrik memotong garis medan magnet
maka timbul ggl pada konduktor.
Gambar 38. EMF
Kembali
Tidak ada arus induksi yang terjadi
jika angker dinamo diam. Timbulnya EMF tergantung pada:
1.
Kekuatan garis fluks magnet.
2.
Jumlah lilitan konduktor.
3.
Sudut perpotongan fluks magnet dengan konduktor.
4.
Kecepatan konduktor memotong garis fluks magnet.
2.15.
Reaksi
Jangkar Motor DC
Terjadinya gaya torsi pada jangkar disebabkan oleh
hasil interaksi dua garis medan magnet. Kutub magnet menghasilkan garis medan
magnet dari utara-selatan melewati jangkar. Interaksi kedua magnet berasal dari
stator dengan magnet
yang dihasilkan jangkar mengakibarkan jangkar mendapatkan gaya torsi
putar berlawanan arah jarus jam.
Karena medan utama dan medan jangkar terjadi bersama
sama hal ini akan menyebabkan perubahan arah medan utama dan akan mempengaruhi
berpindahnya garis netral yang mengakibatkan kecenderungan timbul bunga api
pada saat komutasi. Untuk itu biasanya pada motor DC dilengkapi dengan kutub
bantu yang terlihat seperti gambar dibawah ini :
Gambar
39. Kutub Bantu (Interpole) pada Motor DC
Kutub bantu ini terletak tepat pada pertengahan
antara kutub utara dan kutub selatan dan berada pada garis tengah teoritis.
Lilitan penguat kutub ini dihubungkan seri dengan lilitan jangkar, hal ini
disebabkan medan lintang tergantung pada arus jangkarnya. Untuk mengatasi
reaksi jangkar pada mesin-mesin yang besar dilengkapi dengan lilitan
kompensasi. Lilitan kompensasi itu dipasang pada alur-alur yang dibuat pada
sepatu.
kutub dari
kutub utama. Lilitan
ini seperti juga halnya
dengan lilitan kutub
bantu dihubungkan seri dengan lilitan jangkar. Arah arusnya berlawanan
dengan arah arus kawat jangkar yang berada dibawahnya.
2.16.
Jenis-Jenis
Motor DC
Berdasarkan
sumber arus penguat magnetnya, motor arus searah (DC) dibedakan menjadi dua, yaitu
:
1.
Motor
Arus Searah Penguat Terpisah
Yaitu jika arus penguat
magnet diperoleh dari sumber arus searah di luar motor tersebut.
Pada motor penguat terpisah, kumparan medan dihubungkan dengan sumber sendiri
danterpisah dengan tegangan angker.
2.
Motor
Arus Searah dengan Penguat Sendiri
Yaitu jika arus penguat magnet diperoleh dari motor
itu sendiri. Berdasarkan hubungan lilitan penguat magnet terhadap
lilitan jangkar motor DC dengan penguat sendiri dapat dibedakan :
a.
Motor Shunt
Motor
shunt mempunyai kecapatan hampir konstan. Pada tegangan jepit konstan,
motor ini mempunyai putaran yang hampir konstan walaupun terjadi perubahan
beban. Perubahan kecepatan hanya sekitar 10%. Misalnya untuk pemakaian kipas
angin, blower, pompa centrifugal, elevator, pengaduk, mesin cetak, dan juga
untuk pengerjaan kayu dan logam. Pada motor penguat shunt, kumparan medan
dihubungkan paralel dengan angker.
b.
Motor
Seri
Merupakan
motor arus searah yang mempunyai putaran kecapatan yang tidak konstan,
jika beban tinggi maka putaran akan lambat. Pada motor seri dapat memberi
moment yang besar pada waktu start dengan arus start yang rendah. Juga
dapat memberi perubahan kecepatan/beban dengan arus yang
kecil dibandingkan dengan motor tipe lain, akan tetapi kecepatan
menjadi besar bila beban rendah atau tanpa beban dan hal ini sangat
berbahaya. Dengan mengetahui sifatini dapat dipilih motor seri untuk
daerah perubahan kecepatan yang luas, misalnya untuk traksi, pengangkat
dan lain-lain.
c.
Motor Kompon
Motor kompon ini mempunyai sifat seperti motor seri
dan shunt, tergantung lilitan manayang kuat (kumparan seri atau shunt).
Namun pada umumnya mempunyai moment start yang besar, sehingga seperti
pada motor seri perubahan kecepatan sekitar 25% terhadap kecepatantanpa beban.
Misalnya untuk pemakaian pompa plunger, pemecah, bulldozer, elevator
dan lain-lain. Pada motor kompon mempunyai dua buah kumparan medan dihubungkan
seri dan paralel dengan angker. Bila motor seri diberi penguat shunt tambahan
maka disebut motor kompon shunt panjang. Motor kompon mempunyai dua buah
kumparan medan dihubungkan seri dan paralel dengan angker. Dan Bila
motor shunt diberi tambahan penguat seri maka disebut motor kompon shunt
pendek.
2.17.
Karakteristik
Motor DC
Ø
Karakteristik
Kecepatan-Kopel
Untuk motor arus searah berlaku hubungan :
Dari persamaan terakhir di atas dapat
dilihat, bahwa pada motor shunt bertambahnya kopel (artinya arus jangkar
bertambah besar) mengakibatkan kecepatan (n) menurun. Pada motor seri,
bertambahnya kopel (arus) akan menyebabkan pula bertambahnya harga fluks (ϕ).
Karena fluks pada motor seri merupakan fungsi arus jangkar (Ia).
Dari rangkaian motor seri terlihat bahwa untuk harga arus jangkar sama dengan
nol, harga fluks juga nol, sehingga dari persamaan terakhir di atas diperoleh
harga n menuju tak terhingga. Sedangkan untuk harga Ia yang cukup
besar, harga n pada persamaan di atas akan mendekati nol. Dengan demikian,
karakteristik kecepatan-kopel untuk motor shunt dan seri masing-masing dapat
digambarkan seperti pada Gambar 40.
Gambar 40. Diagram Karakteristik
Kecepatan-Kopel Motor Shunt dan Seri
Ø
Pengaturan
Kecepatan
Pengaturan kecepatan memegang peranan
penting dalam motor arus searah, karena motor arus searah mempunyai
karakteristik kecepatan-kopel yang menguntungkan dibandingkan dengan motor
lainnya.
Dari persamaan di atas, dapat dilihat
bahwa kecepatan (n) dapat diatur dengan mengubah-ubah besaran ϕ, Ra
atau Vt.
Ø
Pengaturan
Kecepatan dengan Mengatur Medan Shunt (ϕ)
Dengan menyisipkan tahanan variabel
yang dipasang secara seri terhadap kumparan medan (pada motor shunt) dapat
diatur arus medan If dan fluks-nya (ϕ). Cara ini sangat sederhana
dan murah, selain itu rugi panas yang ditimbulkan kecil pengaruhnya. Karena
besarnya fluks yang bisa dipakai oleh kumparan medan terbatas, kecepatan yang
dapat diatur pun terbatas.
Kecepatan terendah didapat dengan
membuat tahanan variabel sama dengan nol, sedangkan kecepatan tertinggi
dibatasi oleh perencanaan mesin di mana gaya sentrifugal maksimum tidak sampai merusak
rotor. Kopel maksimum didapatkan pada kecepatan terendah. Motor yang biasa
diatur dengan cara ini adalah motor shunt atau motor kompon.
Gambar 41. Rangkaian Motor Shunt
Gambar 42. Rangkaian Motor Shunt
Ø
Pengaturan
Kecepatan dengan Mengatur Tahanan Ra
Dengan menyisipkan tahanan variabel
secara seri terhadap tahanan jangkar sehingga dengan demikian tahanan jangkar
pun dapat diatur, berarti pula kecepatan motor dapat dikontrol. Cara ini jarang
dipakai, karena penambahan tahanan seri terhadap jangkar menimbulkan rugi panas
yang cukup besar.
Ø
Pengaturan
Kecepatan dengan Mengatur Tahanan Vt
Cara ini dikenal sebagai sistem Ward
Leonard. Motor yang dipakai adalah motor berpenguatan bebas. Prinsipnya sebagai
berikut (lihat Gambar 43).
Gambar 43. Rangkaian Motor
Berpenguatan Bebas
Penggerak mula (biasanya motor
induksi) digunakan untuk menggerakkan generator G pada suatu kecepatan konstan.
Perubahan tahanan medan RG akan mengubah tegangan Vt yang
diberikan pada motor. Perubahan ini mempunyai batas yang cukup lebar.
Kadang-kadang pengaturan Vt ini juga dibarengi dengan pengaturan
fluks medan motor yaitu dengan mengatur tahanan medan RM. Cara ini
menghasilkan suatu pengaturan kecepatan yang sangat halus dan banyak dipakai
untuk lift, mesin bubut dan lain-lain.
Satu-satunya kerugian sistem ini adalah biaya yang sangat tinggi akibat
penambahan genrator dan penggerak mula.
Ø
Pengereman
Suatu motor listrik dapat berhenti
dengan adanya geseran yang terjadi. Tetapi tentu saja hal ini membutuhkan waktu
yang lama. Untuk dapat menghentikan motor dalam waktu yang relatif singkat
dilakukan pengereman. Ada tiga jenis pengereman yaitu pengereman dinamik,
pengereman regeneratif dan pengereman mendadak.
1)
Pengereman
Dinamik
Gambar 44. Rangkaian Pengereman
Dinamik
Pada pengereman dinamik, penghentian
motor dapat terjadi jika tegangan terminal Vt dihilangkan dan
diganti dengan tahanan R1. Dalam keadaan ini energi putaran
diberikan pada tahanan R1 yang menyebabkan kecepatan menjadi turun,
dengan demikian pula tegangan Ea pun akan menurun. Sekarang motor
berfungsi sebagai generator penggerak mula. Untuk menjaga penurunan kopel yang
konstan. R1 harus pula diturunkan. Harga R1 dipilih
sedemikian rupa, sehingga arus jangkar tidak terlalu besar (umumnya diambil dua
kali harga arus jangkar pada beban penuh). Harga R1 dapat dihitung
dari persamaan:
Ea = IL R1
+ Ia Ra
Ø
Pengereman
Regeneratif
Pada pengereman regeneratif energi
yang tersimpan pada putaran dikembalikan kepada sistem jala-jala. Cara ini
biasanya dipakai pada kereta api listrik. Ketika kereta api berjalan menurun
kecepatan motor laju sekali, karenanya Ea > Vt yang
mengakibatkan daya dikembalikan kepada sistem jala-jala untuk keperluan lain.
Pada saat daya dikembalikan ke jala-jala, kecepatan menurun dan proses pengereman
berlangsung seperti pada pengereman dinamik.
Ø
Pengereman
Mendadak
Pengereman mendadak adalah pengereman
suatu motor dalam waktu yang sangat singkat dan tiba-tiba, yaitu dengan cara
membalik polaritas motor. Tahanan R2 disisipkan antara titik X dan Y
(Gambar 45).
Karena tegangan jangkar telah
terbalik polaritasnya, sehingga arahnya sama dengan tegangan terminal. Besarnya
R2 pun dapat dihitung dari persamaan
Ea + Vt = Ia
(Ra + R2).
Gambar 45. Rangkaian Pengereman
Mendadak
Harga R2 dipilih
sedemikian rupa, sehingga arus jangkar yang mengalir pada saat pengereman tidak
terlampau besar (umumnya dua kali harga arus pada beban penuh). Selama
pengereman berlangsung Ea turun, sehingga R2 harus
diperkecil untuk menjaga penurunan kopel yang konstan.
Gambar 46.
Karakteristik Motor DC
2.18.
Aplikasi
Generator DC
Motor listrik
ditemukan dalam aplikasi yang beragam seperti industri, blower kipas
dan pompa, peralatan mesin, peralatan rumah tangga, alat-alat listrik, dan
disk drive. Mereka mungkin didukung oleh (misalnya, perangkat portabel
bertenaga baterai atau kendaraan bermotor) langsung saat ini, atau dengan
arus bolak-balik dari kotak distribusi sentral listrik. Motor terkecil dapat
ditemukan pada jam tangan listrik. Menengah dimensi motor sangat standar dan
karakteristik menyediakan tenaga mesin nyaman untuk kegunaan industri. Motor listrik
sangat terbesar digunakan untuk penggerak kapal, kompresor pipa, dan pompa
air dengan peringkat dalam jutaan watt. Motor listrik dapat
diklasifikasikan oleh sumber tenaga listrik, dengan konstruksi internal,
dengan aplikasi, atau dengan jenis gerakan yang diberikan. Untuk motor DC
sendiri sudah banyak digunakan dalam berbagai bidang teknologi, antara lain :
a. Aplikasi
motor DC sebagai penggerak pintu geser pada otomatisasi sistem monitoring
ruangan penyimpanan database menggunakan PLC omron CPM1A I/O30. Penggerak
pintu pada sistem penggerak pintu geser pada otomatisasi sistem monitoring
penyimpanan database menggunakan PLC omron CPM1A I/O 20 yang digunakan adalah
motor DC. Untuk menggerakkan motor DC diperlukan driver motor DC
yaitu driver H-Bridge yang digunakan untuk mengatur motor agar
dapat berputar dalam dua arah yaitu forward (searah jarum jam) dan
Reverse (berlawanan arah jarum jam). Berputarnya motor DC juga dipengaruhi
oleh terhalang tidaknya sensor IR pada pintu. Ketika sensor IR terhalangi maka
motor akan membalik putarannya sehingga akan membuka pintu. Jika
pintu dibuka secara paksa maka alarm akan menyala dikarenakan sensor IR
terhalangi oleh benda.
b.
Aplikasi motor
DC menggunakan paralel port dalam rangkaian robot sederhana. Motor DC
dapat dikendalikan komputer (PC) melalui paralel port. Untuk dapat
mengendalikannya, motor DC perlu dihubungkan sedemikian rupa dengan
relay, transistor, dan resistor. Pengembangan dari rangkaian pengendali
motor DC ini dapat berupa sebuah robot berjalan. Pada robot
ini digunakan dua buah motor DC dan empat buah roda, dua roda untuk sisi,
dimana tiap motor DC dihubungkan dengan roda depan. Sehingga roda
penggeraknya berada di roda depan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Generator adalah mesin listrik yang mengubah daya
mekanis menjadi daya listrik. Prinsip kerja generator DC itu
sendiri dihasilkan pembangkit listrk melalui induksi dengan 2 cara yaitu dengan
menggunakan cincin-seret yang menghasilkan tegangan induksi bolak-balik dan
dengan menggunakan komutator yang menghasilkan tegangan DC. Rugi-rugi yang ada
pada generator DC antara lain rugi tembaga, rugi besi dan rugi mekanik.
Rugi-rugi ini sangat penting untuk diketahui dan diperlukan untuk menghitung
besarnya efisiensi dari generator.
Dalam kehidupan kita sehari-hari Generator DC dapat berfungsi sebagai salah satu
pembangkit arus searah di bengkel-bengkel atau
pabrik, sebagai pengisi accu pada perusahaan pengisi accu, sebagai pengisi accu
mobil, bahkan di pusat-pusat tenaga listrik berfungsi sebagai penguat
maknit (exiciter) pada generator utama.
Motor
DC merupakan alat yang mengubah energi listrik DC menjadi energi
mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat difungsikan sebagai generator atau
sebaliknya generator DCdapat difungsikan sebagai motor DC.
Jenis-jenis
motor DC yaitu motor DC penguat terpisah dan motor DC dengan penguatsendiri
yang terbagi lagi menjadi motor DC Shunt, Seri, dan Kompon.
Aplikasi dari motor DC yaitu antara lain
sebagai penggerak pintu geser pada otomatisasisistem monitoring
ruangan penyimpanan database. Selain itu juga dalam rangkaian
robotsederhana.
3.2. Saran
Dengan mengetahui apa itu generator, karakteristik, efisiensi
dan lain-lain, diharapkan pembaca dapat lebih memahami mengenai generator dan motor. Sehingga, pembaca
dapat menggunakan generator dan motor dengan baik sesuai dengan fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA
Zuhal, Dasar Tenaga Listrik. Jakarta: ITB, 1991
https://arifsh2009.wordpress.com/2014/11/02/generator-dan-motor-dc/
http://franspernanda30.blogspot.com/2017/01/makalah-enerator-dc.html
https://id.scribd.com/doc/243075776/Makalah-Generator-DC-doc
http://dunia-listrik.blogspot.com/2009/01/generator-dc.html
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/08/jenis-karakteristik-generator-DC.html
http://indahwaca.blogspot.com/2017/03/generator-dc.html
http://www.academia.edu/9091244/MAKALAH_MOTOR_DC
http://masholis.blogspot.com/2009/03/konstruksi-mesin-dc.html
https://dokumen.tips/documents/makalah-motor-dc-55c38158c5688.html